Minggu, 22 Juni 2014

MUZARA’AH DAN MUKHABARAH ( PAROAN SAWAH ATAU LADANG )



MUZARA’AH DAN MUKHABARAH ( PAROAN SAWAH ATAU LADANG )

            Muzara’ah yaitu paroah sawah atau ladang, seperdua, sepertiga, atau lebih atau kirang, sedangkan benihnya dari petani (orang yang menggarap )
            Mukhabarah adalah paroan sawah atau ladang, seperdua, sepertiga atau kurang atau lebih, sedangkan benihnya dari yang punya tanah.
Sebagian ulama melarangparoan tanah semacam ini. Mereka beralasan kepada beberapa haditsyang melarang paroan tersebut.
Yang artinya “ rafi bin khadij berkata, di antara anshar yang paling banyak mempunyai tanah adalah kami, maka kami persewakan, sebagian tanah untuk kami dan sebagian untuk mereka yang menggarapnya. Kadang-kadang sebagian tanah itu berhasil baik, dan yang lain tidak berhasil. Oleh karna itu rasulullah melarang paroan yang demikian” (HR. BUKHARI)
Ulama yang lain berpendapat tidak ada halangan. Pendapat ini di kuatkan oleh Nawawi, ibnu munzir, dan khatabi; mereka mengambil alasan hadits ibnu umar.
Yang artinya “dari ibu umar, sesungguhnya nabi SAW telah memberikan kebun beliau kepada penduduk khaibaragar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberikan sebagian dari penghasilan, baik dari buah-buahan maupun dari hasil pertahun/palawija. (HR. BUKHARI)

Adapun hadits yang melarang tadi maksudnya “apabila penghasilan dari sebagian dari tanah ditentukan mesti kepunyaannya sala seorang diantara meraka. Karna memang kejadian di masa dahulu itu mereka memarokan tanah dengan syarat akan mengambil penghasilan dari sebagian tanah yang lebih subur, persentase bagian masing-masing pun tidak di ketahui.
Keadaan inilah yang di larang oleh nabi muhammad SAW dalam hadisnya, sebab pekerjaan yang demikian bukanlah dengan cara adil dan insaf. Pendapat ini pun di kuatkan dengan alasan apabila di pandang dari segi kemaslahatan dan kebutuhan orang banyak, kalau kita selidiki kita akan lekas mengambil keputusan yang sesuai dengan pendapat yang ke dua.

ZAKAT PAROAN SAWAH ATAU LADANG
            Hasil dari paroan ini di wajibkan atas orang yang punya benih. Jadi, pada muzara’ah yang di wajibkan zakat ialah petani yang menggarap,sebab pada hakikatnya dialah yang bertanam, dan yan punya tanah seolah-olah yang mengambil sewa tanahnya
            Adapun pada mukhabarah zakat di wajibkan kepada yang punya tanah karna pada hakikatnya dialah yang bertanam, petani hanyalah mengambil upah kerjaannya,penghasilan yang di dapat dari upah tidak wajib meneluarkan zakat.































KESIMPULAN

            agama islam mempunyai aturan di dalam berbagai hal, mulai dari hal yang besar sampai kepada hal yang kecil , sala satunya islam mengantur manusia dalam melaksanakan muamalah ( sirqah, qirad, musaqah, mjzara’ah dan mukhabarah) untuk kemudaha umat manusia di dalam bermasyarakat, dan terjalin persaudaraan antara yang kaya dan yang miskin
























Rabu, 18 Juni 2014

ontologi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Perkembangan merupakan suatu proses perubahan seorang individu untuk lebih maju. perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendir, berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai proses perkembangan: apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Disamping itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari. Suatu definisi yang relevan dikemukakan oleh Monks sebagai berikut: “perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis”. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukkan tingkah laku apa yang menjadi actual dan terwujud.  Dalam hal perkembangan ini banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor genetika, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, teman sebaya (peer group), media massa

B.     Rumusan masalah
Untuk membatasi makalah ini, maka peyusun membatasi makalah sebagai berikut:
1.      definisi perkembangan?
2.      faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan
3.      Bagaimana faktor genetika,  mempengaruhi perkembangan?
4.      Bagaimana faktor lingkungan baik keluarga maupun sekolah mempengaruhi perkembangan, Bagaimana faktor teman sebaya (peer group) dan media massa mempengaruhi perkembangan?



C.     Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktuur pada mata kuliah dasa-dasar pendidikan, dan sebagai salah satu bahan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia


























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi dan faktor yang mempengaruhi perkembangan
1. Definisi Perkembangan
Secara singkat, perekembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development)[1]. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya.
Selanjutnya, Dictionary of piskology di atas secara lebih jelas Merinci pengertian perkembangan sebagai berikut:
1.      The progressive and continous change in the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang perogresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
2.      Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.
3.      Change in the shape and integration of bodily parts into function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian yang fungsional.
4.      Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah  tahapan  perkembangan (a stage of development). Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan: apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Disamping itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari. Suatu definisi yang relevan dikemukakan oleh Monks sebagai berikut: “perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukkan tingkah laku apa yang menjadi actual dan terwujud.  Dalam hal perkembangan ini banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor genetika, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, teman sebaya (peer group), media massa.

2.      Perkembangan Fisik
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis[2]. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body image, self concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis.
·         Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantiatif pada struktur tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tingi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruh.
·          Perkembangan fisikologi
Perkembngan fisikologi ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti otot, peredaran darah dan pernapasan persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan

3.      Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
Kemampuan berbahasalah yang membedakan manusia dengan hewan.
mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of know ledge) dan sistem-sistem nilai (value systems)
§  rnentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi atau komparasi, kausalitas, prediksi, konkiusi, generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari, mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;
§  mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis, estetis ekonomis, sosial, politis, religius, dan kultural
§  mengkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan rencana kepada orang lain.
Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan, atau tulisan dengan mempergunakan tanda, huruf, bilangan (numerical atau digital), bunyi, sinar, atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata (words) atau kalimat (Sentences). Mungkin pula berbentuk gambar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik gestures) dan mimik serta bentuk-bentuk simbol ekspresif lainnya.

B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MANUSIA
1.      Faktor Genetika (Hereditas)
Hereditas merupakan totalitas karaktiristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen–gen. Masa dalam kandungan dipandang sebagai periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola–pola pembentukan kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan–kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran. Agar janin dalam kandungan pertumbuhannya sehat, maka ibu yang mengandung perlu memerhatikan kesehatan dirinya, baik fisik maupun psikis
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebanarnya tidak secara langsung, karena dipengaruhi gen secara langsung adalah:
a.        kualitas sistem  saraf
b.       kesimbangan biokimia tubuh, dan struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah:
§  sebagai sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian seperti fisik, intelegensi dan temperamen.
§   membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat kapasitas atau potensi hereditas), dan
§    memengaruhi keunikan kepribadian.



2.      Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau social yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media massa

a.      Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak.
Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak,
·         Keluarga merupakan kelompok social pertama yang menjadi pusat indentifikasi.
·          Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehiduupan kepada anak.
·         Orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi perkembangan kepribadiaan anak
·         Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Orang tua mempunyai peranan sangat penting bagi tumbuh-kembangnya anak sehingga menjadi seorang pribadi yang sehat, cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia. Seiring dengan fase perkembangan anak, maka peran orang tua juga mengalami perubahan.
Menurut Hamner dan Tuner peranan orang tua yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah:
o   Pada masa bayi berperan sebagai perawat (caregiver)
o   Pada masa kanak – kanak sebagai pelindung (protector)
o   Pada usia prasekolah sebagai pengasuh (nurturer)
o   Pada masa sekolah dasar sebagai pendorong (encourager)
o   Pada masa praremaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor)
Selanjutnya faktor–faktor lingkungan keluarga dipandang mempengaruhi perkembangan anak diklasifikasikan dalam dua faktor, yaitu keberfungsian keluarga dan pola hubungan orang tua-anak.

b.      Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, social, maupun fisik-motoriknya. Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadiananak, baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga dan guru berperan sebagai subtitusi orang tua. Michael Russel mengemukakan definisi sekolah yang efektif, yaitu yang mengembangkan prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan santun, sikap positif terhadap belajar, absenteeism yang rendah, melatih keterampilan sebagai bekal bagi siswa untuk dapat bekerja.

c.       Kelompok Teman Sebaya (peer group)
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan social bagi anak mempunyai peranan cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok teman sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi social (berkomunikasi dan bekerja sama), belajar menyatakan pendapat  perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Pengaruh teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif. Berpengaruh positif, apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilakunya positif, atau berakhlak mulia. Sementara yang negative, apabila para anggota kelompoknya berperilaku menyimpang, kurang memiliki tatakrama dan berakhlak yang buruk.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku remaja, khususnya dalam kelompok teman sebaya, maka perlu diperhatikan hal sebagai beberapa hal berikut:
a.      Orang tua perlu menjalin hubungan yang harmonis antara mereka sendiri (suami-istri) dan mereka  dengan anak. Hal ini perlu, karena pada umumnya perilaku menyimpang anak disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis (broken home).
b.      Orang tua perlu mencurahkan kasih saying dan perhatian kepada anak. Dengan kasih sayang ini anak merasa betah dirumah, sehingga dia dapat mengurangi perhatiannya untuk bermain keluar.
c.        Orang tua berdiskusi dengan anak tentang cara memilih atau bergaul dengan teman.
d.      Orang tua harus menjadi suri tauladan dan menanamkan nilai–nilai akhlak mulia kepada anak, seperti persaudaraan, tolong menolong, dan semangat dalam belajar
e.       Sekolah sebagai lingkungan keluarga setelah rumah, perlu diciptakan sebagai lingkungan belajar yang mengfasilitasi perkembangan siswa, baik aspek fisik, intelektual, emosi, social, maupun moral spiritual.

3.      Media Massa
Salah satu media massa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak–anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada pemirsanya. Dilihat dari sisi ini televisi dapat memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk anak-anak), karena melalui berbagai tayangan yang disajikannya mereka memperoleh:
a.       Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan.
b.      Hiburan, baik berupa film maupun musik, dan
c.       Pendidikan baik yang bersifat umum maupun agama.
Tayangan–tayangan televisi itu disamping memberikan dampak positif, juga telah memberikan dampak negative terhadap gaya hidup masyarakat terutama anak–anak. Tayangan televisi yang berupa hiburan, baik film maupun musik banyak yang tidak cocok untuk ditonton oleh anak–anak. Santrock dan Yussen mengemukakan saran-saran dari Dorothy dan Singer, tentang bagaimana membimbing anak dalam menonton televisi[3], sebagai berikut :
1.      Kembangkan kebiasaan menonton yang baik sejak awal kehidupan anak.
2.       Doronglah anak untuk menonton program-progrram khusus secara terencana, bukan menonton progam. Aktiflah bersama anak disaat menonton progam-progam yang terencana tersebut.
3.      Carilah program–progam yang menonjolkan peran anak dalam kelomppok usianya.
4.      Menonton TV hendaknya tidak digunakan untuk mengganti kegiatan lain.
5.      Lakukan pembicaraan dengan anak tentang teema – tema yang sensiitif. Berilah mereka kesempatan untuk bertanya tentang progam tersebut.
6.       Seimbangkan antara aktifitas belajar dengan menonton televisi. Anak–anak dapat menindak lanjuti progam–progam televisi yang menarik.
7.      Bantulah anak dalam mengembangkan anak dalam menonton yang seimbang.















































BAB III
KESIMPULAN


A.    Kesimpulan
bahwa perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya faktor genetika, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, teman sebaya (peer group), media massa.
Faktor genetika merupakan totalitas karaktiristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen–gen. Faktor lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu dalam hal ini adalah faktor lingkungan keluarga dan sekolah. Teman sebaya (peer group) merupakan lingkungan social bagi anak yang dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerja sama), belajar menyatakan pendapat  perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok dan memperoleh pengakuan dan penerimaan social, sedangkan media massa merupakan media baik berupa media elektronik, cetak, maupun visual yang sarat dengan berbagai informasi.










DAFTAR PUSTAKA

Ø  Monks dan Haditono, Siti Rahayu. 2004. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Pembagiannya.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ø  Rumini, Sri Dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP Universitas Negeri Yogyakarta.




[1] (Mc Leod, 1989)
[2] (Allport, 1957)
[3] (Conny R. Semiawan, 1998-1999:139)